Pendidikan Kunci Keberlangsungan Peradaban dan Kebudayaan


Sumber: Majalah XPresi Edisi XIX/05/2024 (SMK Teuku Umar Semarang) 

Kebudayaan merupakan sesuatu yang amat dekat dengan kehidupan dan lingkungan manusia. Kita sebagai manusia merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan. Dilihat dari segi kebahasaan, kebudayaan dapat dikatakan berasal dari Bahasa Sansekerta yakni buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang memiliki arti budi atau akal, sedangkan kata daya memiliki arti kekuatan. Akal atau budi hanya dimiliki oleh manusia.

Dalam Bahasa Inggris, kita mengenal kebudayaan sebagai culture yang berasal dari Bahasa Latin yakni colere yang memiliki arti mengolah atau mengerjakan. Kebudayaan berhubungan erat dengan proses mengolah dan mengerjakan. Jelasnya, kebudayaan merupakan cara pikir manusia untuk melakukan suatu tindakan.

Koentjaraningrat mengartikan kebudayaan sebagai seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan, dan karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan milikinya dengan belajar. Artinya, kebudayaan merupakan proses yang tidak instan dihasilkan oleh manusia. Suatu kebudayaan di daerah, biasanya menjadi Kearifan Lokal tersendiri yang membedakan antara daerah satu dengan daerah yang lain, menjadi ciri khas dan dilestarikan oleh masyarakat secara luas.

Sayangnya, di zaman saat ini kebudayaan yang merupakan akar tradisi bangsa mengalami banyak pergeseran yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti modernisasi dan globalisasi. Tidak dapat dipungkiri, keduanya sangat berdampak kepada keberlangsungan peradaban dan kebudayaan di masyarakat kita. Melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal merupakan tanggung jawab bersama lintas sektor, agar kebudayaan tidak mengalami pergeseran yang signifikan.

 Eksplorasi Kearifan Lokal Melalui Pembelajaran Luar Kelas

Tanggung jawab seluruh pihak terhadap keberlangsungan peradaban dan kebudayaan harus diintegrasikan dalam berbagai sistem dan aktivitas manusia, tidak terkecuali sistem pendidikan kita. Beragam upaya telah dilakukan oleh pemerintah dalam kerangka mengenalkan dan mewariskan kebudayaan luhur yang merupakan akar tradisi bangsa, baik melalui sistem formal maupun informal. Pembelajaran di sekolah hendaknya terlibat aktif dalam berbagai upaya mengenalkan kebudayaan dan kearifan lokal di suatu daerah.

Sistem pendidikan kita yang telah lebih memberikan kebebasan untuk peserta didik mengakses suatu pengalaman dan ilmu pengetahuan harus dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai upaya pengenalan kebudayaan kita. Pembelajaran Luar Kelas dapat dilakanakan oleh satuan pendidikan untuk mengeksplorasi kearifan lokal di suatu daerah. Peserta didik dapat diajak untuk mempelajari dan mengeksplorasi kebudayaan di wilayahnya masing-masing, melalui beragam penugasan yang dekat dengan peserta didik, seperti membuat konten media sosial, mendokumentasikan atau menyebarluaskan kebudayaan kita.

Upaya-upaya eksplorasi tersebut penting dilakukan dalam rangka menyelamatkan kebudayaan kita jangan sampai diklaim oleh bangsa lain seperti yang terjadi belakangan. Dengan memperbanyak konten kebudayaan kita di media sosial, dapat memberikan legitimasi akan kepemilikan kebudayaan kita secara kolektif, dihasilkan, diketahui dan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat media sosial.

Pendidikan Kunci Keberlangsungan Peradaban dan Kebudayaan

Pada akhirnya, dalam tulisan yang amat sederhana ini, penulis hendak menekankan pentingnya dunia pendidikan sebagai kunci keberlangsungan kebudayaan. Pendidikan dapat mengambil peran lebih dalam keberlangsungan pelestarian kebudayaan di tengah-tengah dekadensi kebudayaan asing. Karena melalui pendidikan, transfer pengetahuan mengenai kebudayaan dapat dilakukan.

Banyak sekali nilai-nilai luhur dalam kebudayaan dan kearifan lokal yang dapat dijadikan pembelajaran. Satuan pendidikan dan seluruh stakeholder pendidikan perlu menyusun kurikulum muatan lokal yang sejalan dan relevan dengan kebudayaan di masing-masing wilayahnya. Seluruh pihak, termasuk masyarakat juga harus memastikan proses revitalisasi kebudayaan melalui kurikulum muatan lokal dapat terlaksana dengan baik.

Dengan demikian, tentu segala kekhawatiran-kekhawatiran kita akan hilang atau punahnya kebudayaan dan kearifan lokal dapat diminimalisir melalui berbagai ikhtiar yang dapat kita lakukan, sesederhana memproduksi konten media sosial bermuatan kebudayaan dan menyebarluaskannya di media sosial. Semoga, dengan segala ikhtiar yang dapat dilakukan, wabilkhusus, di dunia pendidikan, kita dapat berkontribusi dalam menghargai akar tradisi bangsa.

*Bahrul Ulum
(Pegiat Komunitas Sastra dan Penerbit Buku;
Pelataran Sastra Kaliwungu, Kendal)

Komentar