Berkegiatan Sastra Lapornya ke Franz Kafka di Praha

 *Sigit Susanto


Setia Naka Andrian berada di Museum Franz Kafka di Praha

Praha dengan Kafkanya, bukan hanya menjadi Omphalos literasi dunia, tapi kegiatan literasi kecil berskala kabupaten Kendal, Jawa Tengah pun dilaporkan ke Kafka.

 

Ceritanya, Setia Naka Andrian, penyair asal Brangsong, Kendal itu mendapat beasiswa untuk riset kelanjutan disertasinya dari Direktorat Jenderal Kebudayaan.

 

Naka berada di universitas Leiden selama tiga bulan (1 Februari – 30 April 2024). Kegiatan utamanya mengumpulkan bahan dan melakukan diskusi-diskusi terkait syair khas dari Kendal pada abad 20-21.

 

Universitas Leiden bagi Naka merupakan sumber bahan yang berlimpah untuk menemukan jejak syair di Kendal bahkan sejak abad 19.

 

Minggu terakhir, setelah program penelitiannya usai, ia ingat kegiatan kecil di kampungnya, yakni Kendal Novel Award 2022 dan Kendal Puisi Award 2023.

 

Dengan memakai kaus warna pink bertuliskan logo Kendal Puisi Award 2023 ia melaporkan ke rumah Kafka, di pusat kota Praha, Cheko.

Tak sampai di rumah Kafka saja, yang sudah berubah menjadi Museum Franz Kafka, sore hari ia  berziarah ke makamnya, sayang sudah tutup. Ia cukup puas dengan mengintip nisannya di sela-sela pagar besi makam.

Tak tertinggal  pula tas hitam berlogo Kendal Puisi Award 2023 dikibarkan di sela-sela pagar besi.

 

Seolah Naka hendak melaporkan kegiatan dengan teman-temannya di Kendal bahwa mereka hidup mati ikut jalurnya Kafka, yakni literasi.

 

Naka menatap museum Kafka dengan bergetar. Ada manuskrip tulis tangan Kafka beserta mesin ketiknya dipajang di situ.

Tak lupa asesoris seperti gantungan kunci, kaus bermotif wajah Kafka yang melankolis ikut menjadi oleh-oleh bagi penggemarnya.

 

Tapi jika dirunut ke belakang hajatan lomba sastra se kabupaten Kendal itu bermula dari royalti terjemahan Kafka saya berjudul Metamorfosis diterbitkan ulang. Royalti itu saya belikan kambing keturunan etawa.

Sepertinya Gregor Samsa, sang kecoak raksasa itu masih bersaudara dengan kambing.

Kafka pernah ditanya oleh penyair muda Gustav Janouch, “Kenapa kamu memilih cerita fabel?” Kafka menjawab, “Manusia semakin dipenjara, satu sama lain dan tak saling berhubungan, maka timbul sebuah kerinduan baru untuk kembali dekat dengan binatang.”

 

Cerita fabel Kafka itulah yang menginspirasikan jenis hadiah lomba literasi dengan hadiah serba binatang. Juara I: kambing keturunan etawa, juara II: sepasang kelinci, juara III: sepasang ayam, juara favorit: sepasang bebek.

 

Yozar F Amrullah, pemenang pertama lomba novel tahun 2022, kambingnya dijual, karena ia hidup di kota. Sebaliknya Wahyu Indah Puji Lestari, pemenang pertama lomba puisi tahun 2023 kambingnya dipelihara, karena orang tuanya juga sudah punya kambing.

 

Bagaikan cerita tak berkesudahan, pemenang lomba puisi hadiah ayam, hari kedua usai pengumuman lomba, ayam betinanya bertelur dan sampai beranak banyak. Tentu ini akan menjadi cerita baru yang bersambung.

 

0o0

 

*Penulis adalah penerjemah karya-karya Franz Kafka.

Komentar

  1. Loph loph banget. Ternyata ada sejarahnya kenapa hadiah Kendal puisi award yang saya ikuti itu adalah hewan. Terimakasih panitia semuanya. Meskipun saya kalah saya tetap senang sekali

    BalasHapus

Posting Komentar